Candi Menggung
Situs Candi Menggung, Keindahan Sejarah Peninggalan Situs Budaya Hindu di Nglurah,Tawangmangu.
Sejarah dari Situs Candi Menggung yang terletak di Dusun Nglurah, Desa Tawangmangu Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah dipercaya sebagai peninggalan agama Hindu. Kata “Menggung” diambil dari nama Kyai Menggung yang diyakini merupakan julukan Narutama, putra Bali pengikut Raja Airlangga. Berdasarkan catatan sejarah, pada suatu ketika Airlangga hendak menikahi putri pamannya bernama Dharmawangsa Teguh di Watan, ibukota Kerajaan Medang (Sekarang sekitar Maospati).
Saat pesta pernikahan hendak berlangsung, ada serbuan dari Raja Wurawari yang berasal dari Lwaran (Sekarang Cepu atau Blora). Menurut prasasti Pucangan penyerangan tersebut terjadi pada tahun 928 Saka atau sekitar 1006 atau 1007 Masehi. Airlangga dengan ditemani pembantunya yaitu Patih Narutama berhasil lolos dari serbuan itu dan mengamankan diri ke pegunungan Wonogiri. Setelah kondisi aman, Airlangga dan Narutama hendak kembali ke Kediri. Saat perjalanan itulah mereka beristirahat di Nglurah.
Saat hendak melanjutkan perjalanan Airlangga menawarkan Patih Narutama apakah tetap ikut ke Kediri atau tinggal di Nglurah. Narutama ternyata menghendaki tinggal di Nglurah dan akhirnya menikah dengan perempuan lokal yang bernama Nyi Rasa Putih. Narutama dan Nyi Rasa Putih juga diyakini sebagai leluhur masyarakat Nglurah. Oleh karena itu guna memperingati hari pernikahan Narutama dengan Nyi Rasa Putih diadakannya upacara tradisi Dukutan pada hari Selasa Kliwon Wuku Dukut di Dusun Nglurah, Tawangmangu.
Situs Candi Menggung merupakan peninggalan arkeologi seperti punden yang berundak. Situs Menggung terdiri dari 3 teras. Pada teras pertama terdapat 4 buah patung dwarapala. Kemudian teras kedua adalah halaman situs yang berupa hamparan tanah yang luas disana juga terdapat dua patung dwarapala. Keunikan dari teras ketiga adalah terdapat sebuah pohon raksasa yang lingkarnya berukuran sekitar 10 meter, pohon raksasa ini diselimuti kain kotak-kotak khas Bali dan di bawah pohon juga terdapat patung perempuan yang tidak terdapat kepalanya. Di sana juga terdapat tembok mengelilingi dua arca sebagai wujud Kyai Menggung dan Nyi Rasa Putih.
Situs Candi Menggung sampai saat ini masih dikeramatkan oleh masyarakat setempat dengan diselenggarakannya upacara tradisi Dukutan. Dukutan sendiri berasal dari kata Dukut yang merupakan salah satu nama dari duku jawa yang berjumlah 28. Dukutan dilaksanakan pada Selasa Kliwon Wuku Dukut atau setiap 6 bulan sekali. Upacara Tradisi Dukutan merupakan wujud ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah dilimpahkan kepada masyarakat Desa Nglurah, Tawangmangu. Upaya pelestarian dan perlindungan Situs Candi Menggung dan upacara tradisi Dukutan menjadi salah satu tanggung jawab masyarakat Desa Nglurah, Kecamatan Tawangmangu. Masyarakat setempat menjaga keberadaan situs dibuktikan dengan adanya tempat pos penjagaan di depan Situs Candi Menggung supaya nilai keindahan tetap terjaga atau terhindar dari pengotoran, pencurian, dan perusakan.
Prosesi tradisi bersih desa “Dukutan” dimulai dari acara membersihkan situs, mengumpulkan sesaji dan dibawa masuk ke punden oleh beberapa orang laki-laki dengan melaksanakan beberapa kegiatan yaitu pembakaran dupa, pengikatan patung dengan iket dari tinon, pembacaan do’a oleh sesepuh desa, pembagian air sumber, dan acara puncak yaitu tawur sesaji yang mana masyarakat berjalan disekitar situs saling melemparkan sesaji. Upacara ini dimeriahkan dengan pagelaran wayang kulit selama semalam suntuk.
Disitus Candi Menggung tersebut juga ditemukan sebuah yeonni yang terdapat di belakang pusat situs menggung. Temuan ini mengindikasikan adanya pemujaan terhadap siwa dan hingga saat ini situs menggung masih sering kali digunakan sebagai tempat ritual persembayangan bagi umat Hindu yang berada di sekitar Gunung Lawu atau pengunjung dari Bali atau dari wilayah lain yang beragama Hindu. Peradaban di nusantara telah diketahui berkembang sejak masa prasejarah. Meskipun banyak yang masih misteri, namun bukti yang terdapat pada masa lalu yang ada merupakan warisan budaya dari nenek moyang yang sangat tinggi nilainya baik sebagai sumber sejarah maupun sebagai sumber inspirasi bagi generasi masa kini dan masa yang akan datang.
Kami berharap untuk ke depannya Situs Candi Menggung ini bisa dijadikan objek wisata kesejarahan sebagai bentuk strategi pelestarian peninggalan kebudayaan agama hindu. Peninggalan sejarah apabila dilestarikan dan dikelola dengan baik dapat menjadi daya tarik bagi para pengunjung ke agrowisata Tawangmangu. Selain itu warga masyarakat sekitar Desa Nglurah dapat memanfaatkan untuk kegiatan berwirausaha misalnya berjualan cinderamata, atau produk lainnya.
Komentar
Posting Komentar